Membedakan program kampanye dengan penyuluhan keselamatan transportasi jalan
TUJUAN
:
·
Menjelaskan program sosialisasi
keselamatan jalan
·
Menjelaskan program kampanye keselamatan
jalan
·
Menyebutkan unsur kampanye keselamatan
jalan
·
Menjelaskan program penyuluhan keselamatan
jalan
·
Menyebutkan unsur penyuluhan keselamatan
jalan
·
Membedakan program kampanye dengan
program penyuluhan keselamatan jalan
A.
Dasar
hukum
1. Undang-undang
no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan
a) Pasal
203 (2) huruf a
2. Instruksi
presiden RI no 4 tahun 2013 tentang program dekade aksi keselamatan jalan
B.
Definisi
kampanye
1. Ban (1990) Penyuluhan
merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi
informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka
sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
2. Margono
Slamet (2000).menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak
berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
3. Mardikanto,
1987. Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak
sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih
penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
4. menurut
Slamet (1994) istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut dan dikenal
sebagai Agricultural Extension. Dengan pengembangan penggunaannya di
bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah menjadi Extension Education dan
Develoment Communication. Meskipun antara ketiga istilah tersebut terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.
5. Menurut
Sapoetro (Mardikanto, 1992) kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses
pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan adalah
masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik lemah dalam
permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah dalam hal peralatan
dan teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga seringkali lemah
dalam hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
6. Menurut
Slamet dalam Mardikanto (1993) Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah
terjadinya perubahan perilaku sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari :
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu melaksanakan
perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang
ingin dicapai.
7. Wiriaatmadja
(1973) Penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka
belajar sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan
sendiri masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi
penyuluhan adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya
disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya
yang demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.
C.
Penyuluhan
keselamatan jalan
Proses aktif yang
memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan
seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung atau
tidak langsung
D.
Karakteristik
penyuluhan keselamatan jalan
1. Informasi
ke masyarakat luas
2. Mempopulerkan
masalah-masalah sosial di masyarakat
3. Hendak
merubah kebiasaan atau perilaku
4. Memperbaiki
kondisi sosial
5. Memberikan
sebuah pemecahan
E.
Metode
penyuluhan
1. Berdasarkan
teknik komunikasi yang digunakan:
a. Metode
penyuluhan langsung : Tatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluhan
(demonstrasi, kursus, diskusi, dll)
b. Metode
penyuluhan tidak langsung : Dilakukan melalui perantara/media komunikasi
(pemasangan poster, penyebaran brosur/leaflet/majalah, siaran radio, siaran
televisi, pemutaran film, dll)
2. Berdasarkan
jumlah sasaran
a. Pendekatan
perorangan : Langsung antara penyuluh dengan orang per orang
b. Pendekatan
kelompok : Antara penyuluh dengan sekelompok orang (diskusi, kursus, serasehan,
dll)
c. Pendekatan
massal : Dilakukan antara lain dengan cara siaran radio, siaran televisi,
pemasangan poster/spanduk, kampanye, dll
3. Berdasarkan
indera penerima sasaran
a. Indera
penglihatan : Melalui pemasangan poster/spanduk, penyebaran
brosur/leaflet/majalah, dll.
b. Indera
pendengaran : Melalui indera pendengaran, antara lain melalui siaran radio,
iklan radio, dll.
c. Kombinasi
indera penerima : Melalui demonstrasi cara/hasil, pemutaran film, siaran
televisi, dll.
4.
Metode dengan
pendekatan massal: menarik perhatian, menumbuhkan minat
dan keinginan, serta memberikan informasi selanjutnya.
5. Metode dengan
pendekatan kelompok: memberikan informasi yang lebih rinci
tentang suatu teknologi atau praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu
seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap
menerapkan.
6.
Metode dengan
pendekatan perorangan: dalam tahap mencoba hingga menerapkan,
karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab
7.
Ceramah
a. Penyampaian
materi tanpa banyak partisipasi dalam bentuk pertanyaan atau diskusi
b. (+)
Kelas mudah dikuasai; mudah dilaksanakan; dapat diikuti peserta dalam jumlah
besar
c. (-)
Bersifat verbal; peserta cenderung bosan; sangat tergantung pada kemampuan
penceramah
8.
Demonstrasi
a.
Memperlihatkan secara nyata tentang cara
dan/atau hasil terkait sesuatu hal
b.
(+)
Pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam(-) Memakan waktu lama;
sumber daya yang dibutuhkan relatif besar
9.
Kursus/pelatihan
a. Proses belajar mengajar yang
diselenggarakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu
b. (+)
Efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan
sistematis; alumni dapat dipakai sebagai kader bagi kelompoknya
c.
(-)
Relatif mahal serta memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang cermat; kurangnya
sarana dan alat bantu pengajaran sering mengganggu tercapainya tujuan;
menjangkau relatif sedikit peserta
10.
Pameran
a. Usaha
memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik,
gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat
tertentu
b. (+)
Jangkauan sasaran lebih luas; mempunyai efek publisitas
c. (-)
Memerlukan banyak persiapan dan biaya; harus berganti tema; tema tertentu;
memerlukan penjaga yang benar-benar menguasai masalah
11.
Pemberian penghargaan
a. Kegiatan
sebagai tanda ucapan terima kasih/penghargaan kepada individu/instansi atas
jasa-jasa/prestasinya khususnya dalam kurun waktu tertentu.
b. (+)
Merangsang peserta untuk meningkatkan prestasi; mengefektifkan kegiatan; memberikan
pengaruh yang luas dan melibatkan lembaga/badan lain
c. (-)
Membutuhkan biaya tambahan pelaksanaan; hanya melibatkan beberapa orang peserta
12.
Pemutaran film
a. Metode
penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta
menggambarkan proses sesuatu kegiatan.
b. (+)
Lebih menarik; sekaligus sebagai hiburan; jangkauannya lebih luas
c. (-)
Tidak terdapat komunikasi dua arah; biaya tinggi
13.
Penempelan poster
a. Metode
penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada
sehelai kertas/bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan
ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering
digunakan sebagai tempat orang berkumpul
b. (+)
Jangkauan sasaran lebih luas
c. (-)
Pesan kurang lengkap; bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila
dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal
14.
Penyebaran brosur, leaflet, &
majalah
a. Menggunakan
brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat
tertentu.
b. (+)
Materi lebih lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi tertentu; dapat
melengkapi metode penyuluhan yang lain; dapat memberikan kesempatan pihak lain
untuk berpartisipasi (khusus untuk majalah).
c. (-)
Bahasa harus menyesuaikan dengan bahasa komunikasi kelompok sasaran;
kontinuitasnya tidak dapat terjamin terutama faktor judul, materi, biaya dan
keterpaduan dengan metode lainnya
F.
Contoh penyuluhan
Penyuluhan
ini lakukan dengan tujuan
1. Meningkatkan
kesadaran masyarakat khususnya anak sekolah akan pentingnya keselamatan berlalu
lintas
2. Mampu
memahami dan mengaplikasikan peraturan –peraturan lalu lintas
Kelebihan
1. Para
siswa dapa mengetahui mengenai peraturan lalu lintas dikarekan pada penyuluhan
tersebut di peragakan mengenai peraturan – peraturan lalu lintas
2. Memberikan
tata cara berlalu lintas yang baik
Kekurangan
1. Tidak
mencakup luas responden di karenakan penyuluhan ini hanya di lakukan pada anak
yang sedang melakukan MOS ( masa orientasi sekolah )
2. tidak menggunakan media seperti LCD atau proyektor .
Saran
Sebaiknya
di lakukan untuk semua anak yang berada di sekolah tersebut jangan cuman yang
sedang melakukan MOS ( masa orientasi sekolah ) saja . sehinga semua anak yang
berada di sekolah juga mengetahui akan pentingnya tata cara berlalu lintas yang
baik dan peraturan – peraturan berlalu lintas . karenak kita ketahui bahwa
tidak semua anak itu mengetahu tata cara berlalu lintas dan peraturan –
peraturan berlalu lintas